Model-model pengkhianatan kaum yahudi


Disaat awal, Islam mulai tumbuh dan berkembang di Madinah, ada kekuatan yang ingin memadamkan cahaya Islam disana. Yaitu kekuatan dari dalam yang terdairi dari kaum Yahudi dan kaum Munafiq, serta kaum kafir Quraisy dan sekutunya. Dalam kesempatan ini hanya akan diungkapan hal-hal yang berkaitan dengan kaum Yahudi.
Menurut tarikh, kaum Yahudi sudah berada di Madinah sejak sebelum masehi. Mereka terdiri dari tiga golongan, yaitu Bani Qainuqa’, Bani Nadhir, dan Bani Quraizah. Dengan ketiga golongan ini, Rosulullah Saw, sudah mengikat perjanjian persahabatan, guna menjamin dan menjaga keamanan, ketenteraman, serta kesejahteraan penduduk Madinah.
Sayangnya kaum Yahudi sudah terlanjur memandang diri mereka sebagai putra dan kekasih Allah Swt, dan keyakinan mereka bahwa kenabian itu hanyalah hak bagi orang Yahudi. Betapa sakitnya kaum Yahudi itu ketika melihat agama Islam datang dan dibawa oleh orang yang bukan berasal dari golongan Yahudi, dan kemudian agama itu ternyata demikian pesatnya. Oleh karena itulah baik dengan diam-diam maupun dengan terang-terangan mereka berusaha dengan sekuat tenaga untuk memadamkan agama Allah Swt ini. Setidaknya melalui lima model pengkhianatan, terhadap perjanjian persahabatan yang telah disepakati dengan Rasulullah Saw, sebelumnya.

Mula-mula mereka tempuh dengan menantang Rasulullah Saw, “berdebat”. Melalui perdebatan ini mereka ingin menyusupkan keraguan dan kebimbangan terhadap pemahaman dan keyakinan kaum muslimin. Dengan demikian, kepercayaan kaum muslimin segera luntur dan pudar dan pada gilirannya mereka akan meninggalkan Rasulullah Saw, dan melepaskan agama mereka. Tipu muslihat pengkhianatan dan kelicikan mereka ini direkam dalam Al-Qur’an (QS. 2 ayat 49).
Usaha-usaha mereka untuk menjatuhkan Rasulullah Saw, ternyata tidak berhasil. Bahkan kepalsuan mereka dibongkar oleh Allah Swt. Mereka mengadakan perdebatan dengan Rasulullah Saw, bukan hendak untuk mencari kebenaran, tetapi hanya ingin menjatuhkan beliau dihadapan kaum muslimin semata. ‘Akibat perdebatan ini, ternyata kedudukan Rasulullah Saw, tidak jatuh bahkan semakin kokoh, Islam berkembang lebih pesat dan pengikut beliau semakin tambah meluas wilayah dan cakupannya, yang demikian sebagai pertanda kebenaran dan diterimanya risalah beliau.
Kaum Yahudi (khususnya dari Bani Qainuqa’), kemudian menempuh model pengkhianatan yang kedua, yaitu jalan “kekerasan”. Mereka mengadakan keonaran, hasutan, fitnah, adu domba, serta provokasi di kalangan penduduk Madinah. Dalam suatu peristiwa ada seorang perempuan Arab, dianiaya dengan keji sewaktu dia masuk berbelanja di pasar Bani Qainuqa’. Seorang lelaki Arab yang kebetulan lewat di tempat tersebut berusaha ingin menolong perempuan itu, tetapi malah dikeroyok oleh orang-orang Yahudi sampai mati. Perbuatan mereka ini telah memicu dan membangkitkan kemarahan kaum muslimin. Maka terjadilah perkelahian yang tidak bisa dihindarkan yang mengakibatkan pertumpahan darah di kedua belah pihak. Kemudian Rasulullah Saw, datang ke tempat tersebut (untuk mengadakan investigasi dan setelah cukup bukti kesalahan mereka) Rasulullah Saw, mengambil tidakan tegas terhadap mereka (Bani Qainuqa’) karena sudah acap kali menunjukkan sikap bermusuhan dan kebencian terhadap kaum muslimin. Mereka sudah tidak dapat dibiarkan lebih lama tinggal di Madinah, karena amat membahayakan umat Islam yang baru tumbuh itu, Rasulullah Saw, menjatuhkan hukuman atas mereka dengan “pengusiran” dari kota Madinah. Peristiwa itu terjadi setelah perang Badar.
Model pengkhianatan ketiga, berupa usaha “percobaan pembunuhan”. Sekitar setahun kemudian sesudah peristiwa ini, kaum Yahudi dari Bani Nadhir, melakukan pembunuhan atas diri Rasulullah Saw, ketika beliau bersama beberapa orang sahabat tengah melakukan kunjungan ke perkampungan mereka untuk suatu keperluan. Hanya berkat pertolongan Allah Swt, beliau selamat dari percobaan pembunuhan ini. Komplotan pengkhianatan ini terbongkar. Terhadap mereka Rasulullah Saw, menjatuhkan hukuman yang serupa dengan hukuman saudara mereka terdahulu (Bani Qainuqa’) yaitu berupa hukuman “pengusiran mereka dari kota Madinah”. Peristiwa ini terjadi pada bulan Rabiul Awal tahun ke-4 Hijriyah. Hukuman ini, sebenarnya terlalu ringan bila dibandingkan akibat yang mungkin terjadi dari perbuatan mereka (yaitu percobaan pembunuha terhadap Rasulullah Saw). Allah Swt, menempatkan peristiwa ini sebagai suatu nikmat atas beliau dan para sahabatnya, sebagaimana terekam dalam surat Al-Maidah (QS. 5 : 11).

Kemaren, minggu 17 Mei 2009, dua dari tiga capres dan cawapres RI yakni JK-Win dan Mega-Prabowo menjalani tes kesehatan sebagai salah satu persyaratan verifikasi yang harus dijalani oleh bakal capres dan cawapres untuk pilpres. Dalam tes kesehatan tersebut ada 10 kriteria yang diajukan, diantaranya neurologi (saraf), THT, alat gerak tubuh dan juga kesehatan jiwa. Tes kesehatan ini juga dilakukan ketika pilpres 2004.

Dari tes kesehatan ini bakal capres dan cawapres harus memenuhi prinsip-prinsip kesehatan. Misalnya para calon tidak boleh mempunyai penyakit yang menghilangkan kondisi fisik selama lima tahun kedepan. Dan jika memiliki maka akan membebani tugas sehari-harinya. Selain itu, bakal calon harus memiliki kesehatan jiwa. Ini terlihat dari kemampuan observasi, analisis, membuat keputusan dan mensosialisasikannya. Alangkah lebih baiknya jika capres dan cawapres ketika sudah jadi juga diperiksa kesehatan kinerjanya. MIsal KKN dan pembuktian janji-janjinya. Karena percuma saja jika mereka sehat jasmani dan rohani namun dalam kinerjanya ternyata tidak sehat. Mungkin mereka harus banyak belajar kepada Bapak Jenderal Soedirman. Beliau walaupun fisiknya tidak sehat, namun kinarjanya sangat sehat sekali.

Demokrasi Indonesiaku saat ini........


Demokrasi di Indonesia seiring dengan berjalanya waktu, pejalanannya agak melenceng dari relnya. Demikian juga dengan sifat budaya khas Indonesia (ramah tamah, halus, dll), mulai menguap dari bumi pertiwi. Ini dapat kita lihat dari beberapa kasus yang terjadi di negara kita saat ini, dimana yang ditonjolkan adalah sisi kekerasannya. Coba lihat saja kasus pengusuran para PKL, warga pinggir kota, demonstrasi yang berujung ricuh, kasus sengketa tanah yang berakhir bentrok, dll. Pokoknya akhir dari semua kejadian tersebut selalu dengan kekerasan. Dan yang membuat saya heran adalah seringnya demo yang berakhir dengan keributan dan kekacauan. Dan parahnya banyak yang dilakukan oleh para mahasiswa. Padahal insan satu ini dikenal sebagai Calon Intelektual

calon akademisi, dll. Bukannya dengan pikiran mereka menyelesaikan masalah (Dialog, Musyawarah), akan tetapi mereka dengan otot (Tawuran). Sungguh sangat Ironis. Dan yang membuat saya terheran-heran adalah kenapa sejak keran Reformasi dibuka pada tahun 1998, setiap aksi unjuk rasa/ demo selalu berakhir ricuh. Bukan demo saja, seperti penggusuran PKL, sengketa tanah, razia, juga berakhir ricuh. Padahal sejak tahun 1998 itu, demokrasi di Indonesia sudah ditegakkan setinggi-tingginya. Akan tetapi kenapa nilai demokrasi yang suci ini dinodai oleh aksi-aksi yang tidak bisa ditolelir. Lalu jika terjadi aksi semacam itu, sipa yang harus disalahkan, dan jika ada pihak yang dirugikan siapa yang harus bertanggung jawab?

Layakkah Indonesia Sebagai Kandidat Host PD 2018-2022?


Ketika bedug genderang ditabuh oleh FIFA (2/2), menandakan deadline pengajuan diri sebagai tuan rumah (host) PD 2018-2022 resmi ditutup. Dari penutupan ini didapat 11 kandidat dari 13 negara yang mengajukan proposal guna menjadi host kejuaraan sepak bola sejagat ini. Yang menarik keingintahuan saya, plus keheranan, keraguan, kesenangan dan kebanggaan adalah Indonesia. Negara Kebangaan kita, yang walaupun dalam urusan Piala Dunia masih belum ada apa-apanya, ikut mengajukan proposal dan menjadi salah satu dari 11 kandidat host PD 2018-2022.

Jika melihat plus-minus data dan fakta indonesia untuk menjadi host PD (Jawapos, 3/2), yaitu hanya memiliki 1 Stadion berstandar Internasional (GBK), transportasi masih carut marut, keamanan belum standar FIFA, tidak punya prestasi membanggakan, ada di urutan 144 dalam daftar FIFA sehingga kurang bisa menarik penonton. Dari data diatas, bisa dikatakan Indonesia untuk menjadi host PD 2022 pun masih belum layak.
Dengan demikian, jika Indonesia benar-benar ingin merealisasikan keinginannya untuk menjadi host PD, hendaknya bisa menutupi kekurangan-kekurangan diatas. jika hal itu bisa dilakukan, maka mimpi menjadi tuan rumah PD bisa saja terwujud.
Namun yang menjadi ketakutan saya saya disini jika Indonesia benar-benar mendapat amanah menggelar hajat sebesar PD adalah adanya praktik "Korupsi". Memang sudah menjadi tradisi kita saat ini. Bukannya saya negatif thinking terhadap negara saya, namun ini terkait dengan masih menjabatnya Nurdin Khaliod sebagai Ketum PSSI. Padahal belum lama ini menjadi tahanan karena kasus Korupsi. Kini rakyat Indonesia hanya bisa berharap kepada PSSI (Otoritas Sepak Bola tertinggi Indonesia) agar benar-benar bisa menunjukkan keseriusan, keloyalitasan, dan kebertanggungjawabannya untuk menjadi Shohibul Bait (Tuan Rumah) PD 2018-2022. Dan akan sangat bangga jika Indonesia bisa menjadi tuan rumah PD dengan kesan memuaskan.

Laptop OLPC cuma Rp. 120 Ribu


Keberadaan teknologi di era sekarang (era Globalisasi), sudah sangat maju perkembangnnya dan memainkan peranan penting. Salah satu kemajuan teknologi saat ini, misalnya adalah Laptop. Sekarang ini laptop sangat digandrungi oleh banyak orang karena banyak manfaatnya, terutama bagi kita-kita juga sebagai seorang mahasiswa. Diantara manfaat laptop ialah selain dapat dibawa kemana-mana, buat penngetikan, dan lain-lain, juga dapat disambungkan dengan wi-fi atau internet nirkabel. Pokoknya banyak sekali manfaatnya. Berapa biaya yang harus kita keluarkan untuk memiliki computer mini itu? Yang jelas bervariatif, ada yang 4 jutaan, 5 jutaan, 6 jutaan, dst. Tergantung dari mutunya. Namun percayakah anda jika ada laptop seharga Rp.120 ribu?

Baru-baru ini telah dikelurkan oleh pemerintah India sebuah laptop yang seharga Rp. 120 ribu (INR 500). Lapto ini mereka beri nama OLPC (One Laptop Per Child), dengan kapasitas Ram 2 Gb, memakan listrik Cuma 2 watt, dan sudah dapat disambungkan dengan wi-fi atau internet nirkabel. Laptop ini merupakan hasil kreasi dari empat perguruan tinggi di India, salah satunya adalah Institut Teknik India. Ini merupakan wujud dari keseriusan pemerintah India dalam menigkatkan mutu pendidikan di negara mereka. Sehingga diharapkan dengan adanya laptop OLPC itu, mereka (pelajar di India) dapat mengakses berbagai materi pelajar demi menunjang pengetahuan mereka. Saya berfikir, sungguh beruntung ya nasib pelajar di India sana, karena pemerintahnya sangat serius dalam memperhatikannya. Sampai-sampai dibuatkan laptop yang murah meriah. Lalu bagaimana dengan negara kita? Apa ya wujud keseriusan pemerintah dalam meningkatkan mutu pendidikan, apa dengan BHP-nya ya? Silahkan jawab sendiri.

Dubai dan Saudi Arabia ikut kontes Tower



Apa yang ada dalam benak anda jika melihat tower-tower atau gedung pencakar langit seperti itu? Dapat dipastikan akan terbesit berapa biaya yang dihabiskan untuk membangun tower tersebut. Dalam jawapos edisi Rabu (04/02/09), pernah dimuat berita tentang hasil survey kota tertinggi di dunia. Menurut majalah bisnis forbes, New York menduduki posisi teratas dengan 35 tower (menara) yang memiliki ketinggian di atas 700 kaki atau setara dengan 213.22 meter. Diantara 35 tower tersebut, misalnya Sears Tower dengan ketiggian mencapai 1.451 kaki atau setara dengan 442 meter, dan jika diukur sampai antena mecapai 1.730 kaki setara dengan 527 meter. Dibelakang New York, Tiongkok mengejar diposisi kedua dengan adanya 30 tower dengan ketinggian diatas 700 kaki. Dan yang membuat saya berdecak kagum plus terheran-heran adalah ikut sertanya wakil negara arab (Dubai dan Saudi Arabia) dalam persaingan memiliki tower/menara tertinggi di dunia. Forbes menulis bahwa Dubai telah memiliki Burj Dubainya dengan ketinggian 2.684 kaki setara dengan 818 meter. Dan dapat diperkirakan berapa biayanya?

Tidak tanggung-tanggung, USD 4.1 miliar (sekitar Rp. 45.1 triliun) telah dikeluarkan pemerintah Dubai untuk Tower Burj Dubai. Ini merupakan yang paling heboh, karena Dubai merupakan satu-satunya Negara yang memiliki tower dengan ketinggian diatas 1000 kaki. Namun tower ini masih akan dibuka September mendatang. Setelah sukses dengan Burj Dubainya, ternyata tidak membuat pemerintah Dubai puas, rencananya akan membangun lagi tower, yaitu Nakheel Tower setinggi 3280 kaki setara dengan 999 meter. Dengan kesuksesan Dubai itu, membuat Arab Saudi iri, maka ia berencana akan membangun Kingdom Tower setinggi 3280 kaki. Kedua tower itu targetnya selesai tahun 2020. Dari data-data diatas membuat saya berfikir dan bertanya-tanya, betapa bernafsunya Saudi Arabia dan Dubai (bias dikatakan macan arab) dalam mempercantik negaranya dengan tower-tower mereka. Memang itu merupakan hak mereka, namun apakah mereka tidak mau peduli dengan negara-negara arab sekitarnya, yang masih miskin dan berkembang, bahkan ada negara yang sudah miskin malah semakin miskin lagi dengan berbagai konflik di negaranya, sebut saja Palestina dan Afganistan. Apa tidak ada niatan dari kedua negara super kaya dari benua arab ini untuk membantu tetangganya bangkit dari kemiskinan? Bukannya lebih baik biaya yang sampai triliunan buat membangun tower-tower itu digunakan untuk tetangga mereka yang sangat membutuhkan! Apakah tidak terbesit dalam dada mereka bahwa sesama muslim adalah saudara?

wah saya g bisa..... jangan saya kalo bisa......

Ini sebuah penyakit turunan atau sebuah tradisi? yaitu apabila diberi amanah sebuah tugas. Memang inilah yang sering saya hadapi dan munkin juga kbanyakan orang lain, bahwa jika mendapat amanah sebuah tugas atau pekerjaan selalu mengatakan "wah jangan saya, kyaknya saya g bisa". Padahal belum mencoba sudah bilang belum bisa dan menginginkan orang lain untuk melakukannya. Hal ini seperti kata pepatah "menyerah sebelum bertanding". Sungguh sangat tidak bagus bagi proses pendewasaan kita, jika hal ini kita biarkan terus menjangkit dalam diri kita.
Jika di telusuri lebih lanjut, hal semacam ini bisa dikatakan sebagai sebuah kebiasaan atau budaya. mengapa demikian? ya begitulah.... kalo sudah namanya budaya, sulit untuk diubah. Bisa jadi ini adalah hasil dari para penjajah dahulu yang menginginkan agar orang indonesia tidak maju.
Memang ada benarnya juga kalau kita katakan bahwa ada budaya yang diciptakan penjajah bagi orang indonesia dalam rangka untuk menghancurkannya secara tidak langsung. Salah satu contohnya: Budaya meningratkan orang-orang yang berdarah biru atau orang yang memiliki kekuaaan, sehingga banyak orang yang berusaha untuk menjadi penguasa walaupun dengan cara yang tidak baik. Demikian juga dengan budaya tidak mempercayai kemampuan orang indonesia dalam menjalankan sebuah amanah atau tugas, akibatnya ketika mendapat sebuah amanah, maka yang diucapkan adalah "saya g bisa".
Jadi solusi yang dapat dilakukan untuk menghilangkan budaya jelek ini adalah ketika mendapat sebuah amanah, maka seyogyanya kita ucapkan: "saya akan berusaha untuk melakukannya dan saya optimis bisa"

Keutamaan Sholawat

Keutamaan Sholawat Untuk Nabi
(Bagian Pertama)

Sesungguhnya Allah dengan segala kekuasaan-Nya telah mengutus nabi-Nya Muhammad dan telah memberinya kekhususan dan kemuliaan untuk menyampaikan risalah. Ia telah menjadikannya rahmat bagi seluruh alam dan pemimpin bagi orang-orang yang bertaqwa serta menjadikannya orang yang dapat memberi petunjuk ke jalan yang lurus. Maka seorang hamba harus taat kepadanya, menghormati dan melaksanakan hak-haknya. Dan di antara hak-haknya adalah Allah mengkhususkan baginya sholawat dan memerintahkan kita untuk itu di dalam kitab-Nya yang agung (Al-Qur’an) dan Sunnah nabi-Nya yang mulia (Hadits). Di mana orang yang yang bersholawat untuknya akan memperoleh pahala yang berlipat ganda. Maka sungguh berbahagialah orang yang mendapatkan itu. Dan karena masalah ini memiliki urgensi yang sangat besar dan pahala yang besar pula, maka kami merasa perlu untuk mengeluarkan tulisan-tulisan sederhana ini, yang di dalamnya terdapat motivasi untuk memperbanyak sholawat dan salam untuk nabi dan rasul yang paling mulia ini.

Pengertian Sholawat dan Salam atas nabi sollallohu ‘alaihi wa sallam:

Allah subhaanahu wa ta’aala berfirman:

“Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bersholawat untuk nabi. Hai orang-orang yang beriman, bersholawatlah kamu untuk nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.” (Q.S. Al-Ahzab: 56)


Ibnu Katsir-Rahimahullah- berkata: “Maksud ayat ini adalah bahwa Allah subhaanahu wa ta’aala mengabarkan kepada hamba-hamba-Nya tentang kedudukan hamba dan nabi-Nya (Muhammad) di sisi-Nya di langit di mana malaikat-malaikat bersholawat untuknya, lalu Allah subhaanahu wa ta’aala memerintahkan makhluk-makhluk yang ada di bumi untuk bersholawat dan salam untuknya, agar pujian tersebut berkumpul untuknya dari seluruh alam baik yang ada di atas maupun yang ada di bawah.”
Ibnul Qoyyim -Rahimahullah- berkata dalam buku “Jalaul Afham”: “Artinya bahwa jika Allah dan malaikat-malaikat-Nya bersholawat untuk rasul-Nya, maka hendaklah kalian juga bersholawat dan salam untuknya karena kalian telah mendapatkan berkah risalah dan usahanya, seperti kemuliaan di dunia dan di akhirat.”
Banyak pendapat tentang pengertian Sholawat untuk nabi sollallohu ‘alaihi wa sallam, dan yang benar adalah seperti apa yang dikatakan oleh Abul Aliyah: “Sesungguhnya Sholawat dari Allah itu adalah berupa pujian bagi orang yang bersholawat untuk beliau di sisi malaikat-malaikat yang dekat” -Imam Bukhari meriwayatkannya dalam Shohihnya dengan komentar yang kuat- Dan ini adalah mengkhususkan dari rahmat-Nya yang bersifat umum. Pendapat ini diperkuat oleh syekh Muhammad bin ‘Utsaimin.
Salam: Artinya keselamatan dari segala kekurangan dan bahaya, karena dengan merangkaikan salam itu dengan sholawat maka kitapun mendapatkan apa yang kita inginkan dan terhapuslah apa yang kita takutkan. Jadi dengan salam maka apa yang kita takutkan menjadi hilang dan bersih dari kekurangan dan dengan sholawat maka apa yang kita inginkan menjadi terpenuhi dan lebih sempurna. Demikian yang dikatakan oleh Syekh Muhammad bin ‘Utsaimin.

Hukum Sholawat Untuk Nabi sollallohu ‘alaihi wa sallam
Menurut madzhab Hanbaliy, sholawat dalam tasyahhud akhir itu adalah termasuk di antara rukun-rukun sholat.
Al-Qodhi Abu Bakar bin Bakir berkata: “Allah subhaanhu wa ta’aala telah mewajibkan makhluk-Nya untuk bersholawat dan salam untuk nabi-Nya, dan tidak menjadikan itu dalam waktu tertentu saja. Jadi yang wajib adalah hendaklah seseorang memperbanyak sholawat dan salam untuk beliau dan tidak melalaikannya.”

Saat-Saat Yang Disunnahkan dan Dianjurkan Membaca Sholawat dan Salam Untuk Nabi sollallohu ‘alaihi wa sallam:

Sebelum berdoa:
Fadhalah bin ‘Abid berkata: “Rasulullah sollallohu ‘alaihi wa sallam mendengar seorang laki-laki berdoa dalam sholatnya, tetapi tidak bersholawat untuk nabi sollallohu ‘alaihi wa sallam, maka beliau bersabda: “Orang ini tergesa-gesa” Lalu beliau memanggil orang tersebut dan bersabda kepadanya dan kepada yang lainnya:

“Bila salah seorang di antara kalian sholat (berdoa) maka hendaklah ia memulainya dengan pujian dan sanjungan kepada Allah lalu bersholawat untuk nabi, kemudian berdoa setelah itu dengan apa saja yang ia inginkan.” [H.R. Abu Daud, Tirmidzi, Ahmad dan Hakim]
Dalam salah satu hadits disebutkan:

“Doa itu terhalangi, hingga orang yang berdoa itu bersholawat untuk nabi sollallohu ‘alaihi wa sallam.” [H.R. Thabarani]

Ibnu ‘Atha berkata: “Doa itu memiliki rukun-rukun, sayap-sayap, sebab-sebab dan waktu-waktu. Bila bertepatan dengan rukun-rukunnya maka doa itu menjadi kuat, bila sesuai dengan sayap-sayapnya maka ia akan terbang ke langit, bila sesuai dengan waktu-waktunya maka ia akan beruntung dan bila bertepatan dengan sebab-sebabnya maka ia akan berhasil.”
Adapun rukun-rukunnya adalah menghadirkan hati, perasaan tunduk, ketenangan, kekhusyu’an, dan ketergantungan hati kepada Allah, sayap-sayapnya adalah jujur, waktu-waktunya adalah di saat sahur dan sebab-sebabnya adalah sholawat untuk nabi sollallohu ‘alaihi wa sallam.

Ketika menyebut, mendengar dan menulis nama beliau:
Rasulullah sollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Celakalah seseorang yang namaku disebutkan di sisinya lalu ia tidak bersholawat untukku.” [H.R. Tirmidzi dan Hakim]

Memperbanyak sholawat untuknya pada hari Jum’at:
Dari ‘Aus bin ‘Aus berkata: “Rasulullah sollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Sesungguhnya di antara hari-hari yang paling afdhal adalah hari Jum’at, maka perbanyaklah sholawat untukku pada hari itu, karena sholawat kalian akan sampai kepadaku......” [R. Abu Daud, Ahmad dan Hakim]

Sholawat untuk nabi ketika menulis surat dan apa yang ditulis setelah Basmalah:
Al-Qodhi ‘Iyadh berkata: “Inilah saat-saat yang tepat untuk bersholawat yang telah banyak dilakukan oleh umat ini tanpa ada yang menentang dan mengingkarinya. Dan tidak pula pada periode-periode awal. Lalu terjadi penambahan pada masa pemerintahan Bani Hasyim -Daulah ‘Abbasiah- lalu diamalkan oleh umat manusia di seluruh dunia.”
Dan di antara mereka ada pula yang mengakhiri bukunya dengan sholawat.

Ketika masuk dan keluar mesjid:
Dari Fatimah -Radhiyallahu ‘Anha- berkata: “Rasulullah sollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Bila anda masuk mesjid, maka ucapkanlah:

”Dengan nama Allah, salam untuk Rasulullah, ya Allah sholawatlah untuk Muhammad dan keluarga Muhammad, ampunilah kami dan mudahkanlah bagi kami pintu-pintu rahmat-Mu.”
“Dan bila keluar dari mesjid maka ucapkanlah itu, tapi (pada penggalan akhir) diganti dengan:

“Dan permudahlah bagi kami pintu-pintu karunia-Mu.” [H.R. Ibnu Majah dan Tirmidzi]

Keutamaan Sholawat Untuk Nabi
(Bagian Kedua - Habis)

Cara Sholawat dan Salam Untuk Rasulullah sollallohu ‘alaihi wa sallam
Allah sollallohu ‘alaihi wa sallam berfirman:
“Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bersholawat untuk nabi. Hai orang-orang yang beriman, bersholawatlah kamu untuk nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.” (Q.S. Al-Ahzab: 56)
Jadi yang utama adalah dengan menggandengkan sholawat dan salam bersama-sama, dengan harapan agar doanya dapat dikabulkan oleh Allah sollallohu ‘alaihi wa sallam Inilah bentuk sholawat dan salam untuk beliau sollallohu ‘alaihi wa sallam Dari Abi Muhammad bin ‘Ajrah -Radhiyallahu ‘Anhu- berkata: “Rasulullah sollallohu ‘alaihi wa sallam keluar kepada kami, lalu saya berkata: “Wahai Rasulullah! Kami telah mengetahui bagaimana kami memberi salam kepadamu, maka bagaimana kami bersholawat untukmu?” Maka beliau bersabda: “Katakanlah: “Ya Allah! Berkatilah Muhammad dan keluarga Muhammad sebagaimana Engkau telah memberkati keluarga Ibrahim. Sesungguhnya Engkaulah Maha Terpuji lagi Maha Pemurah.” [Muttafqun ‘Alaihi]
Dan dari Abi Hamid As-Sa’id -Radhiyallahu ‘Anhu- berkata: “Mereka bertanya: “Ya Rasulullah bagaimana kami bersholawat untukmu? Beliau menjawab: “Katakanlah : “Ya Allah! Berilah sholawat untuk Muhammad, istri-istri dan keturunannya, sebagaimana Engkau memberi sholawat untuk Ibrahim. Berkatilah Muhammad, istri-istri dan keturunannya, sebagaimana Engkau memberkati Ibrahim. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Pemurah.” [Muttafaqun ‘Alaihi]
Kedua hadits ini menunjukkan bentuk sholawat yang sempurna untuk Rasulullah sollallohu ‘alaihi wa sallam.

Keutamaan Sholawat dan Salam Untuk Nabi sollallohu ‘alaihi wa sallam


Dari Umar -Radhiyallahu ‘Anhu berkata: “Saya telah mendengar Rasulullah sollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Jika kalian mendengar orang yang adzan maka ucapkanlah seperti apa yang ia ucapkan dan bersholawatlah untukku karena barangsiapa yang bersholawat untukku sekali maka Allah akan bersholawat untuknya sepuluh kali, kemudian mintalah wasilah (kedudukan mulia di surga) untukku, karena ia adalah suatu kedudukan di surga yang tidak pantas diberikan kecuali kepada seorang hamba dari hamba-hamba Allah dan semoga akulah hamba itu, maka barangsiapa yang memohon untukku wasilah maka ia berhak mendapatkan syafa’at.” [H.R. Muslim]
Rasulullah sollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa yang bersholawat untukku di waktu pagi sepuluh kali dan di waktu sore sepuluh kali, maka ia berhak mendapatkan syafa’atku.” [H.R. Thabarani]
Rasulullah sollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa yang bersholawat atasku sekali, maka Allah akan bersholawat untuknya sepuluh kali.” [H.R. Muslim, Ahmad dan perawi hadits yang tiga]
Dan dari Abdurrahman bin ‘Auf -Radhiyallahu ‘Anhu- berkata: “Saya telah mendatangi nabi sollallohu ‘alaihi wa sallam ketika ia sedang sujud dan memperpanjang sujudnya. Beliau bersabda:“Saya telah didatangi Jibril, ia berkata: “Barangsiapa yang bersholawat untukmu, maka saya akan bersholawat untuknya dan barangsiapa yang memberi salam untukmu maka saya akan memberi salam untuknya, maka sayapun bersujud karena bersyukur kepada Allah.” [H.R. Hakim, Ahmad dan Jahadhmiy]
Ya’qub bin Zaid bin Tholhah At-Taimiy berkata: “Rasulullah sollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Telah datang kepadaku (malaikat) dari Tuhanku dan berkata: “Tidaklah seorang hamba yang bersholawat untukmu sekali kecuali Allah akan bersholawat untuknya sepuluh kali.” Maka seseorang menuju kepadanya dan bertanya: “Ya Rasulullah! Apakah saya jadikan seperdua doaku untukmu?” Beliau menjawab: “Jika anda mau”. Lalu bertanya: “Apakah saya jadikan sepertiga doaku?” Beliau bersabda: “Jika anda mau” Ia bertanya: “Kalau saya jadikan seluruh doaku?” Beliau bersabda: “Jika demikian maka cukuplah Allah sebagai motivasi dunia dan akhiratmu.” [H.R. Al-Jahdhami, Al-Albani berkata: “Hadits Mursal dengan Isnad yang Shohih]
Dari Abdullah bin Mas’ud dari Nabi sollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya Allah memiliki malaikat-malaikat yang berkeliling menyampaikan salam kepadaku dari umatku.” [H.R. Nasa’i dan Hakim]
Rasulullah sollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa yang bersholawat untukku sekali maka Allah akan bersholawat untuknya sepuluh kali, diampuni sepuluh dosa-dosanya dan diangkat baginya sepuluh derajat.” [H.R. Ahmad dan Bukhari, Nasa’i dan Hakim dan ditashih oleh Al-Albani]
Hadits marfu’ dari Ibnu Mas’ud: “Manusia yang paling utama di sisiku pada hari kiamat adalah orang yang paling banyak bersholawat untukku.” [H.R. Tirmidzi dan berkata: “Hasan ghorib dan H.R. Ibnu Hibban]
Dari Jabir bin Abdullah berkata: “Nabi sollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa yang ketika mendengarkan adzan membaca: “Ya Allah! Tuhan pemilik adzan yang sempurna ini dan sholat yang ditegakkan, berilah Muhammad wasilah dan fadhilah dan bangkitkanlah ia pada tempat terpuji yang telah Engkau janjikan untuknya.”
Maka ia berhak mendapatkan syafa’at pada hari kiamat.” [H.R. Bukhari dalam shohihnya]
Celaan Bagi Yang Tidak Bersholawat Untuk Nabi.
Dari Abu Huraerah -Radhiyallahu ‘Anhu- berkata: “Rasulullah sollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Celakalah seseorang yang jika namaku disebut di sisinya ia tidak bersholawat untukku, celakalah seseorang, ia memasuki bulan Ramadhan kemudian keluar sebelum ia diampuni, celakalah seseorang, kedua orang tuanya telah tua tetapi keduanya tidak memasukkannya ke dalam surga.” Abdurrahman salah seorang perawi hadits dan Abdurrahman bin Ishak berkata: “Saya kira ia berkata: “Atau salah seorang di antara keduanya” [H.R. Tirmidzi dan Bazzar]
Dari Ali bin Abi Thalib, dari Rasulullah sollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Orang yang paling bakhil adalah seseorang yang jika namaku disebut ia tidak bersholawat untukku.” [H.R. Nasa’i, Tirmidzi dan Thabaraniy]
Dari Ibnu Abbas, Rasul sollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa yang lupa mengucapkan sholawat untukku maka ia telah menyalahi jalan surga.” [Telah ditashih oleh Al-Albani]
Dari Abu Hurairah, Abul Qosim bersabda: “Suatu kaum yang duduk pada suatu majelis lalu mereka bubar sebelum dzikir kepada Allah dan bersholawat untuk nabi sollallohu ‘alaihi wa sallam, maka Allah akan menimpakan kebatilan atas mereka, bila Ia menghendaki maka mereka akan disiksa dan bila Ia menghendaki maka mereka akan diampuni.” [H.R. Tirmidzi dan mentahsinnya serta Abu Daud]
Diriwayatkan oleh Abu Isa Tirmidzi dari sebagian ulama berkata: “Jika seseorang bersholawat untuk nabi sollallohu ‘alaihi wa sallam sekali dalam suatu majelis, maka itu sudah memadai dalam majelis tersebut.”

Faedah dan Buah Sholawat Untuk Nabi sollallohu ‘alaihi wa sallam:
Ibnul Qoyyim menyebutkan 39 manfaat sholawat untuk nabi sollallohu ‘alaihi wa sallam, di antaranya adalah sebagai berikut:

1.

Melaksanakan perintah Allah subhaanahu wa ta’aala

2.

Mendapatkan sepuluh sholawat dari Allah bagi yang membaca sholawat satu kali.

3.

Ditulis baginya sepuluh kebaikan dan dihapus darinya sepuluh kejahatan.

4.

Diangkat baginya sepuluh derajat.

5.

Kemungkinan doanya terkabul bila ia mendahuluinya dengan sholawat, dan doanya akan naik menuju kepada Tuhan semesta alam.

6.

Penyebab mendapatkan syafa’at sollallohu ‘alaihi wa sallam bila diiringi oleh permintaan wasilah untuknya atau tanpa diiringi olehnya.

7.

Penyebab mendapatkan pengampunan dosa.

8.

Dicukupi oleh Allah apa yang diinginkannya.

9.

Mendekatkan hamba dengan nabi sollallohu ‘alaihi wa sallam pada hari kiamat.

10.

Menyebabkan Allah dan malaikat-Nya bersholawat untuk orang yang bersholawat.

11.

Nabi sollallohu ‘alaihi wa sallam menjawab sholawat dan salam orang yang bersholawat untuknya.

12.

Mengharumkan majelis dan agar ia tidak kembali kepada keluarganya dalam keadaan menyesal pada hari kiamat.

13.

Menghilangkan kefakiran.

14.

Menghapus predikat “kikir” dari seorang hamba jika ia bersholawat untuk nabi sollallohu ‘alaihi wa sallam ketika namanya disebut.

15.

Orang yang bersholawat akan mendapatkan pujian yang baik dari Allah di antara penghuni langit dan bumi, karena orang yang bersholawat, memohon kepada Allah agar memuji, menghormati dan memuliakan rasul-Nya, maka balasan untuknya sama dengan yang ia mohonkan, maka hasilnya sama dengan apa yang diperoleh oleh rasul-Nya.

16.

Akan mendapatkan berkah pada dirinya, pekerjaannya, umurnya dan kemaslahatannya, karena orang yang bersholawat itu memohon kepada Tuhannya agar memberkati nabi-Nya dan keluarganya, dan doa ini terkabul dan balasannya sama dengan permohonannya.

17.

Nama orang yang bersholawat itu akan disebutkan dan diingat di sisi Rasul sollallohu ‘alaihi wa sallam seperti penjelasan terdahulu, sabda Rasul: “Sesungguhnya sholawat kalian akan diperdengarkan kepadaku.” Sabda beliau yang lain: “Sesungguhnya Allah mewakilkan malaikat di kuburku yang menyampaikan kepadaku salam dari umatku.” Dan cukuplah seorang hamba mendapatkan kehormatan bila namanya disebut dengan kebaikan di sisi Rasulullah sollallohu ‘alaihi wa sallam.

18.

Meneguhkan kedua kaki di atas Shirath dan melewatinya berdasarkan hadits Abdurrahman bin Samirah yang diriwayatkan oleh Said bin Musayyib tentang mimpi Rasulullah sollallohu ‘alaihi wa sallam: “Saya melihat seorang di antara umatku merangkak di atas Shirath dan kadang-kadang berpegangan lalu sholawatnya untukku datang dan membantunya berdiri dengan kedua kakinya lalu menyelamatkannya.” [H.R. Abu Musa Al-Madiniy]

19.

Akan senantiasa mendapatkan cinta Rasulullah sollallohu ‘alaihi wa sallam bahkan bertambah dan berlipat ganda. Dan itu termasuk ikatan Iman yang tidak sempurna kecuali dengannya, karena seorang hamba bila senantiasa menyebut nama kekasihnya, menghadirkan dalam hati segala kebaikan-kebaikannya yang melahirkan cinta, maka cintanya itu akan semakin berlipat dan rasa rindu kepadanya akan semakin bertambah, bahkan akan menguasai seluruh hatinya. Tetapi bila ia menolak mengingat dan menghadirkannya dalam hati, maka cintanya akan berkurang dari hatinya. Tidak ada yang lebih disenangi oleh seorang pecinta kecuali melihat orang yang dicintainya dan tiada yang lebih dicintai hatinya kecuali dengan menyebut kebaikan-kebaikannya. Bertambah dan berkurangnya cinta itu tergantung kadar cintanya di dalam hati, dan keadaan lahir menunjukkan hal itu.

20.

Akan mendapatkan petunjuk dan hati yang hidup. Semakin banyak ia bersholawat dan menyebut nabi, maka cintanyapun semakin bergemuruh di dalam hatinya sehingga tidak ada lagi di dalam hatinya penolakan terhadap perintah-perintahnya, tidak ada lagi keraguan terhadap apa-apa yang dibawanya, bahkan hal tersebut telah tertulis di dalam hatinya, menerima petunjuk, kemenangan dan berbagai jenis ilmu darinya. Ulama-ulama yang mengetahui dan mengikuti sunnah dan jalan hidup beliau, setiap pengetahuan mereka bertambah tentang apa yang beliau bawa, maka bertambah pula cinta dan pengetahuan mereka tentang hakekat sholawat yang diinginkan untuknya dari Allah.

Sholawat dan salam untuk nabi kita Muhammad, keluarga dan para sahabatnya